Description
“Ayah, Aku Melihatmu”
577 Suara Ayah dari Nganjuk untuk Indonesia yang Lebih Ramah Keluarga Apa yang sesungguhnya dirasakan para ayah tentang perannya dalam keluarga? Apakah mereka bangga, takut, lelah, atau justru merasa tak terlihat? Buku ini menggali suara-suara sunyi yang jarang terdengar dari 577 ayah di Kabupaten Nganjuk-tentang cinta, harapan, dan perjuangan mereka sebagai kepala keluarga.
Tak hanya dari sisi ayah, buku ini juga memperkaya isi dengan perspektif remaja-anak-anak mereka sendiri yang mengungkapkan bagaimana mereka melihat dan merasakan keterlibatan ayah dalam kegiatan sekolah dan kehidupan sehari-hari.
Grafik survei menunjukkan bahwa hanya 32,4% remaja yang menyatakan ayah mereka selalu hadir di kegiatan sekolah. Ini mencerminkan adanya jarak yang perlu dijembatani-sebuah ruang kosong emosional yang diharapkan bisa dipahami dan diisi melalui buku ini.
Dengan pendekatan naratif-reflektif dan berbasis data lapangan, buku ini menyajikan kisah-kisah yang jujur dan mengharukan: dari detik pertama seorang pria menjadi ayah, hingga pergulatannya membesarkan anak di tengah kesibukan dan keterbatasan. Di balik angka dan grafik, ada suara batin yang berkata: “Aku ingin anakku tumbuh lebih baik dariku.”
Bukan hanya buku bacaan biasa, “Ayah, Aku Melihatmu” adalah panggilan untuk menyadari betapa pentingnya peran ayah dalam pengasuhan modern. Buku ini hadir untuk:Mendorong perubahan cara pandang masyarakat terhadap ayah,
Menjadi materi ajar Sekolah Siaga Kependudukan (SSK/MSK) dan komunitas parenting,
Menginspirasi remaja, pendidik, dan pembuat kebijakan agar lebih. melibatkan figur ayah dalam pendidikan karakter anak.
Dengan latar lokal yang kuat, nilai-nilai khas keluarga Jawa, dan semangat advokasi yang lembut tapi mengena, buku ini adalah jendela untuk melihat bahwa menjadi ayah bukan sekadar memberi nafkah-melainkan hadir, mendidik, dan mengasihi. Penulis
[dr.Suyanto Cipto Atmojo)
Reviews
There are no reviews yet.